
akulah Gayatri :
melantun membelah celah tebing relungku,
menatah makna Om Shanti Shanti Shanti,
sentuhan ujung sutera jemarimu menyapa
desiran aliran sungai kasih,
para apimu merenda semerbak mewangi
kembang memerah taman,
sebening lantunan simponimu
menjelma guratan jingga,
mengepak sayapmu beribu senjata
didesahan waktu demi waktu,
cahaya rahayumu kian menggema
: Om Shanti Shanti Shanti:
akulah seribu cahaya:
melantunkan simponi burung pipit,
memelukmu dalam senandung merentang
dicadikmu membahana menikam,
gemulai lantunan nafas tiada tertetak
memujamu desiran angin malam,
cakrawala menjejak riwayat seminyak melukis canggu,
dewi malam kekasih hati sang rembulan
memujamu penuh keabadian gemintang mimpi:
akulah para malam :
bersetubuh altar taburan wangi setanggi pemujaaan,
mata dewata terlintasi diujung tirai simponi berwajah pasi,
kerajaan binatang malam membelah petitenget padang ilalang,
seperti bentangan cadik menyunting kerinduan tiada terhenti:
akulah perbatasan malam :
mencumbu tatapan matamu saga menikam,
desah jantung menelanjangi butiran gelembung udara,
diatas gelombang menatah arus direlungmu,
jemari kiasan alkitab antahberantah bersajak hakekat,
bergerak pendoa mengeja sastra lukisan para alam
lengkungan berpualam parasmu menghayat kehidupan
ratnamu merangkai kembang harum memendam:
akulah makna :
membentang para pujian bertangga makna sakramen,
cadikmu bergelombang para ramum berbuah pepohonan,
jejakmu menyitir lengkungan berjubah makna altar,
sentuhanmu memuja api pensucian:
akulah sekelumit kelokan :
dipegunungan sinai pertemuan membentang,
menggelegar kerinduan menatah langit ruh membumi,
ujung busurmu membahana jarum anak memanah dewi malam,
gemerlap lampion kurusetra tergenap kelam tanpa jiwa:
akulah gelombang lautan :
menetak terang mencumbu dentingan perlawanan mata,
disepanjang aliran nafas bersenggama halilintar,
berseteru tubuh memacu kekang perbatasan jiwa,
terkapar meniti hamparan para cakrawala:
akulah wahai:
Tuhan pelindung sengsara
Lukisan-Mu membahana penuh kentara makna
tenggelamkan aku dalam kasih bertabur embun
menetas jiwa pagi nyala raga rupa mimpi :
akulah cakrawala :
mencumbu takdir warna dedaunan dipelukan mentari,
sebongkah kasih merenda makna dialtar perjamuan,
membahana lantunan simponi
merapal mantra gayatri tiada bertepi :
akulah rentangan tangan :
ketika para lengkungan kubah bertirai jubah,
tatahan matamu menyelami samudera antahberantah,
pohon palma dipelukan telanjang kakimu kian membirukan kasih,
bergema tahmid merentang dentang Lonceng kudus,
ujung sutera jemarimu mengatup detak berpelang :
akulah kematian :
menggema Langitmu digenggaman nafas tertetak pedangku,
semilir angin lautan menghantar kapal ibunda terkasih,
ketika Ruh menghantar hamparan berkat dirahimMU menggema,
sempurna tikaman langkahmu dijantung matahari pagi ini:
akulah para Pilar :
merentang antara tebingmu membahana,
Langkah jenjangmu menuliskan aksara goresan gaun malam,
menggelung remang dipucuk simponi menara kian menggading,
gemintangmu bertaburan menyatu gelegar laksana,
sementara kedua tanganmu merentang membelah angin selatan:
akulah mutiara keabadian :
ketika ujung jenjang Langit mencumbu perbatasan membumi,
menggeraikan rambutmu berpuisi hitam memutih,
ditelingaku desahmu menguntai mutiara keabadian kasih,
tanganmu mengeja Gurindam merintik hujan kepagian:
akulah tarian para ilalang :
ketika wajahmu kian bertaburan tatahan gemintang,
menggelung mayangmu terpateri bendera berpelangi,
berpualam sayapmu menggetas Larmu kasih,
dipadangmu bergema keindahan tarian para ilalang:
akulah dentingan makna :
membinar bening danau matamu menatah makna,
hitam kian memutihkan detak nafas perlahan,
membentang selatmu tertetak gelombang,
memelukmu dalam kidung kasih Lotus:
akulah sebutir pengharapan :
ketika bentangan cakrawala melukis Langit
bertangga pelangi mencumbu perut membumi,
Lantunan simponi hujan merenda pucuk menghijau dedaunan,
menggenang danau kasih keabadian
mantra.mantra
about:2011
.
inget beberapa waktu nan berlalu: aku adalah elang bersama cakrawala membalut terbang, aku adalah elang menyibak cinta dengan tajam ukiran mata, aku adalah elang dalam tenggelam bersatu dasar lautan, aku hanyalah elang dengan sepenggal nafas tersisa untukmu
ReplyDelete— dan dermaga bakauhueni saksi bisu,, 15:09:2009,, **menatap tiada terbatas lautan lepas menyatu tatahan mata,, hueeehheeuuu,,