
menatahmu Lintasan pantai memuja tebing karang,
menggema kidung alam berserambi cakrawala benderang :
(1:1432)
butiran doa membentang mantra merangkai makna,
zikir mengulam detak rangkaian peristiwa :
(2:1432)
pekat mengalir detakmu tulang belulang
para dedaunan kering melintasi deru
secarik sejadah bermata makna nada :
(3:1432)
Peluhmu kian belenggu istana emasmu
mentari mengembang sayap berkilau
Gelombangmu pasang memuja karang :
(4:1432)
Saat bentangan Langit bersujud membumi
gemintang mayangmu melangit berpalung
membahana dahi berkiblat janji termeterai :
(5:1432)
ketika ujung pedangmu memberangus
ketika sayatan melukis lautan
ketika sebutir Litani menggema
ketika daun daun berguguran
ketika tunas tunas tumbuh :
(6:1432)
kidungmu menggema ombakmu mencumbu karangku,
sinarmu matahari tersesap mimpi merenda jantung,
(7:1432)
melintasi puncakmu dipelukan sang bayu,
senja merenda dini hari mendesir beku,
merajam makna irama membias berjuta resah,
jantungku tercabik hening dicakrawala kasih,
sungaiku menangis tertetak air mata,
(8:1432)
meremang senja memuja agung cinta malam
ditanganmu tersurat tatahan matahari
berbongkah benderang gemintang tertabuh
(9:1432)
sisi langit biru menggenggam jemarimu
bergaris cahaya dicelah jendela menerangimu
tatapan saga mata membelah antahberantahmu
detak tertuang darah mengalir sungaimu
merapal untaian jiwa bersimponi memujamu
(10:1432)
penghujung penggalang cakrawala tertabuh genderangmu,
melantunkan jemari menabur benih berpeluh kuas menyapu kanvas,
nafas merentang memateri jiwamu menikahi jiwaku tanpa aksara,
terapung menitis aliran sungai cawanmu memabukkan :
(11:1432)
Langit melemparmu, pantai menunggumu,
ombak menantimu, karang memelukmu,
gelombang menenggelamkanmu, badai mencumbumu,
palung menikahimu, bumi menangkapmu
(12;1432)
tertatih menggema relung jiwa,
setegar karang menjemput maut
badai memecah nadiku terkapar
hembusan bayu membeku gelombang
(13:1432)
ketika tanganmu membentang salib
perawan suci kehilangan rosario
tangga membentang pelukan para flores
seketika mata membinar laksana
(14:1432)
perlahan langit memuja bumi,
layar menggelombang warna memutih,
lingkaran awan diatas penghianatan,
menatah relif mayang pusaranmu ,
(15:1432)
subuh menikahi lantunan berkumandang
hutan bakau melingkari palung berpayau
perih tertetak ujung cadikmu membahana
seutas simponi pintu purba menggema
(16:1432)
rintik hujan serapah memuja buritan
sauh perlahan tergerai diujung semenanjung
rembulan melempar senandung sengatan mentari
ribuan pintu merenda jendela makna
(17:1432)
membentang semburat sembilu didanau bening mata,
sayap sayap membentang di ujung rautan cakrawala,
ujung jemarimu mengggenggam lukisan menggelora,
(18:1432)
membentang puisi gelombang Lautan kasih,
peluhmu merona aroma sejuk bumi,
cakrawala Lukisan langit tertatah ombak,
ujung cadikmu membahana arus asmara ,
(19:1432)
seribu pintu membentang kekuatan,
aku adalah air menetes titisan hati,
gelombang tertatah di bebatuan alam
selendang martapura menggerai zaman,
(20:1432)
menitis mata kilatan tajam taji bertuan,
merengkuh detik memuja detik kematian,
busur terkapar merobek piahgawang,
darah merembak meresapi perih melukis pedih,
(21:1432)
Anggurmu menyeruak suci merajamku
alam muram tertampar relief tebing
mencekam waktu kekasih titisan keabadian
(22:1432)
meriap rambutmu diterpa anginku
Lautan rinduku menggelora cadikmu
saat ragaku melukis selatmu
memintalmu kasih menepis belengguku
anginku menikam Lentik bulu matamu,
(23:1432)
percikan mengecup ujung bibir percikan,
menyatu deburan geliat ombak menatah jingga,
membahana memecah setiap detak nafas,
(24:1432)
memujamu wahai pepohonan
diperbatasan hamparan savana menyapa,
(25:1432)
menitis anak panah menikahi jalan setapak
kerlipan gemintang melukis teduh lautan tiada bertepi
Laksana khayangan lingkaran arus nafas memintal
(26:1432)
Lengkungan nafas melingkari cakrawala,
terpancang dua jalan menggapai puncak,
saat halilintar membakar belantara,
lautan membentang dekapan karang,
(27:1432)
gelombang kekasihku
kekuatan arusmu jantungku
hamparan pasir darahku
tebing karang menikahiku
(28:1432)
sang bayu lukisan taurat pembebasan
aroma angin senja menetah aliran darah
parasmu menjejak cadik tubuhku
(29:1432)
tertetak sang gelombang lautanku sepi menggelora,
tertetak sang bayuku beku mendesau,
tertetak sang mata dewaku senja meredup
: padam menuai kelam (30:1432)
jiwa meniup ujung sendu aliran nadi
tajam ujung cadik menggenggam pusara
memancung leher rindu ditangga lautan
saat langit malam memanggil lirih fajar
(30:1432)
alam berselendang menatah lengkungan berkali
berselimut kemegahan kebayamu melingkari mataku
disudut altar bertahta cadikmu melantun kitab purba
mengerling para tonggak bercagak menguning
ditorehan Lembaran tinta menelan asa sajak diLidah
(31:1432)
.
tergenapi seluruh makna demi makna di cakrawalaMu
ReplyDelete