Saturday 3 May 2014

matahari meniti tebing kehidupan membakar kulit tubuh anak semata wayang menggaris mata legam bersulam penantian usang semusim memetik lada - seruling angin lautan meniup suara lengkungan semesta menebar rinai hujan kerinduan bersabda tarian halilintar memeting nafas bumi mendesah satu makna antahberantah *

semilir angin menabuh genderang layar berkembang menarik sauh menetak tambatan dermaga kasih - menatap mata langit membiru kerinduan mencumbu lengkungan tubuh pelangi semesta laksana punggawa jiwa bertahta kerajaan antahberantah - satu detak nadi tersimpan melukis jejak usang memeluk cahaya sang membinar ketika langkah menepi kereta kuda *

tiga ratu senam puluh lima anak tangga menjemput matahari berpeluh langit menatah satu cahaya berwarna mega merona berpagar ayu ibunda alam terpanah asmara para kembara - satu pujian semesta melahirkan jiwa kesatria meniup angin menimang tirta membakar api penggenapan para sukma membuncah raga *

sebidang tanah pengharapan menebar benih pengembaraan usang meniti tebing terjal beralas samudera menoreh gelombang memecah ujung karang - dua sayap laguna merentang ufuk timur menjelma ufuk barat kian meruncing puncak tanggamus berselimut semeru melukis surga rinjani berwarna tiga maha kelimutu *

satu detak nadi mengalir sungai darah memikul arah meniti tiang sampan mengikat sulur-sulur bertajuk kata semesta - serpihan asa menikahi hikayat zamrud khatulistiwa menggaris nafas berjubah kenikmatan menjelma secawan makna kian mendesah satu - langit memintal tarian hujan menjelma gairah perut bumi bersenggama palung lautan melarung lahar bercermin larva melahirkan puncak gunung-gunung menggapai mimpi *

matahari terbelah dua bersemayam teduh danau mata mempersunting tubuh telanjang terbalut gaun dedaunan - ujung sutera jemari langit menebar warna gairah lautan berpelangi - secarik kisah tertulis diatas beranda kasih menikam arah dua puncak bukit kintamani - dua puluh satu langkah menepi membuka tirai kenikmatan hutan belantara berkabut sutera ungu *

Langit melempar kilatan cahaya membelah ujung belati menikam dua puluh dua daun rempah-rempah warisan purba para tetua - Lengkungan semesta terbaring meniti hamparan peraduan lautan menimang arah senja berkuala kata-kata *

 angin kering meniup langit memutar arah matahari terbenam perlahan merajut benang memintal layang-layang mengejar musim kemarau panjang - sepucuk surat tergadai merengkuh jiwa berbalut raga berjubah delapan ratus anak tangga memikul takdir sang dewata *

senja bertahta di ufuk barat bermandi cahaya jingga nan menjingga menoreh kisah usang penantian kelam malam tenggelam satu nafas dua sukma - satu tahta bermahkota dua puluh enam permata menggaris dua kekuatan makna purba - satu tahta bermahkota dua belas permata menggaris satu kekuatan makna hakiki *

semburat ufuk timur meniti cahaya matahari diatas pucuk cemara seekor elang menoreh angin memukat gelombang kisah purba * sepucuk suratan tangan malam tergadai di atas sepinggan dini hari menarik pemantik gairah lautan melepas dahaga kembara * sepucuk suratan tangan malam tergadai di atas sepinggan dini hari menarik pemantik gairah lautan melepas dahaga kembara * — di The Royale Krakatau Hotel Convention & Golf.
 
Langit menangis diujung cahaya matahari menikam perut bumi kian membisu *  membunuh matahari diatas sepinggan mantra usang - hujan kata-kata berjubah kesunyian jiwa *  senja melukis bara api diatas langit meruncing ujung pepundan menoreh lahar menjelma lava * menuai matahari dipunggung ibunda alam bersemi kisah keabadian empat penjuru angin *
 
Hujan membiting perbatasan malam
Perempuan pemanah matahari tenggelam
Satu mantra meniti nafas kembara
 
langit melukis gelombang awan kelabu bercorak hitam pekat dipersunting angin basah menerpa jendela kaca matahari tenggelam menuai pohon kehidupan tertinggi menjelma kematian abadi - sepanjang pertapaan menggaris jarak satu detak nadi ibunda alam memeluk malaikat berjubah kasih memintal lengkungan busur semesta melarung anak panah kerinduan gairah lautan memcumbu arah empat penjuru angin *
 
hujan kata-kata membasuh perut bumi laksana aliran sungai memuja kuala menetak kerinduan diatas sepinggan tertanak nasi - hujan kata-kata tersisa suara gemuruh menuai langit memecut halilintar membelah palung gairah lautan terdalam - hujan kata-kata terpenggal diperbatasan tatapan mata tersibak tirai berkelambu sutera tertiup angin kepagian membuka jendela bersusun sirih laksana lukisan penggenapan sang membinar * hujan di muara trisakti menetak buih membinar lunas perahu naga hujan cahaya menitis sayatan seribuh wajah sang galuh laksana singgasana, menatah makna sepanjang martapura, bersemayam kekuatan mantra usang meniti riam kanan memuja jejak riam kiri laksana penggenapan bukit meratus *

senja menutup paras matahari diujung suara bergema azan menoreh surau diperbatasan kampung tua - langit merah saga terbakar api menitis bara diatas dupa bertaburan stangi meniup aroma sukma - suara lonceng memanggil jiwa kembara tersalib kasih menuang anggur persembahan semesta - dua kekuatan bertahta para jemari menutup arah timur menikahi arah barat bersemanyam sukma titisan sang kuasa *
 
memeluk angin diatas lautan berkembang layar menikam dermaga melempar sauh memintal sulur-sulur penantian purba - para perapal mantra bersinjang setengah tiang mengejar musim mengetam sawah leluhur berkhutbah semesta meminang perjanjian purba - satu arah matahari menikahi arah ufuk barat bersemi setangkai bunga kamboja berkerudung serambi lautan bersilat tangan memintal kaki trumbu berjubah purba
 
Langit menangis diujung cahaya matahari menikam perut bumi kian membisu *  membunuh matahari diatas sepinggan mantra usang - hujan kata-kata berjubah kesunyian jiwa * senja melukis bara api diatas langit meruncing ujung pepundan menoreh lahar menjelma lava *  menuai matahari dipunggung ibunda alam bersemi kisah keabadian empat penjuru angin *

langit melukis gelombang awan kelabu bercorak hitam pekat dipersunting angin basah menerpa jendela kaca matahari tenggelam menuai pohon kehidupan tertinggi menjelma kematian abadi - sepanjang pertapaan menggaris jarak satu detak nadi ibunda alam memeluk malaikat berjubah kasih memintal lengkungan busur semesta melarung anak panah kerinduan gairah lautan memcumbu arah empat penjuru angin 
 
 
*
 
 
 
 
  
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 






      

No comments:

Post a Comment