semilir angin menabuh genderang layar berkembang menarik sauh menetak tambatan dermaga kasih - menatap mata langit membiru kerinduan mencumbu lengkungan tubuh pelangi semesta laksana punggawa jiwa bertahta kerajaan antahberantah - satu detak nadi tersimpan melukis jejak usang memeluk cahaya sang membinar ketika langkah menepi kereta kuda *
tiga ratu senam puluh lima anak tangga menjemput matahari berpeluh langit menatah satu cahaya berwarna mega merona berpagar ayu ibunda alam terpanah asmara para kembara - satu pujian semesta melahirkan jiwa kesatria meniup angin menimang tirta membakar api penggenapan para sukma membuncah raga *
sebidang tanah pengharapan menebar benih pengembaraan usang meniti tebing terjal beralas samudera menoreh gelombang memecah ujung karang - dua sayap laguna merentang ufuk timur menjelma ufuk barat kian meruncing puncak tanggamus berselimut semeru melukis surga rinjani berwarna tiga maha kelimutu *
satu detak nadi mengalir sungai darah memikul arah meniti tiang sampan mengikat sulur-sulur bertajuk kata semesta - serpihan asa menikahi hikayat zamrud khatulistiwa menggaris nafas berjubah kenikmatan menjelma secawan makna kian mendesah satu - langit memintal tarian hujan menjelma gairah perut bumi bersenggama palung lautan melarung lahar bercermin larva melahirkan puncak gunung-gunung menggapai mimpi *
matahari terbelah dua bersemayam teduh danau mata mempersunting tubuh telanjang terbalut gaun dedaunan - ujung sutera jemari langit menebar warna gairah lautan berpelangi - secarik kisah tertulis diatas beranda kasih menikam arah dua puncak bukit kintamani - dua puluh satu langkah menepi membuka tirai kenikmatan hutan belantara berkabut sutera ungu *
Langit melempar kilatan cahaya membelah ujung belati menikam dua puluh dua daun rempah-rempah warisan purba para tetua - Lengkungan semesta terbaring meniti hamparan peraduan lautan menimang arah senja berkuala kata-kata *
angin kering meniup langit memutar arah matahari terbenam perlahan merajut benang memintal layang-layang mengejar musim kemarau panjang - sepucuk surat tergadai merengkuh jiwa berbalut raga berjubah delapan ratus anak tangga memikul takdir sang dewata *
senja bertahta di ufuk barat bermandi cahaya jingga nan menjingga menoreh kisah usang penantian kelam malam tenggelam satu nafas dua sukma - satu tahta bermahkota dua puluh enam permata menggaris dua kekuatan makna purba - satu tahta bermahkota dua belas permata menggaris satu kekuatan makna hakiki *
semburat ufuk timur meniti cahaya matahari diatas pucuk cemara seekor elang menoreh angin memukat gelombang kisah purba * sepucuk suratan tangan malam tergadai di atas sepinggan dini hari menarik pemantik gairah lautan melepas dahaga kembara * sepucuk suratan tangan malam tergadai di atas sepinggan dini hari menarik pemantik gairah lautan melepas dahaga kembara * — di The Royale Krakatau Hotel Convention & Golf.
Langit menangis diujung cahaya matahari menikam perut bumi kian membisu * membunuh matahari diatas sepinggan mantra usang - hujan kata-kata berjubah kesunyian jiwa * senja melukis bara api diatas langit meruncing ujung pepundan menoreh lahar menjelma lava * menuai matahari dipunggung ibunda alam bersemi kisah keabadian empat penjuru angin *
Hujan membiting perbatasan malam
Perempuan pemanah matahari tenggelam
Satu mantra meniti nafas kembara
Perempuan pemanah matahari tenggelam
Satu mantra meniti nafas kembara
langit
melukis gelombang awan kelabu bercorak hitam pekat dipersunting angin
basah menerpa jendela kaca matahari tenggelam menuai pohon kehidupan
tertinggi menjelma kematian abadi - sepanjang pertapaan menggaris jarak
satu detak nadi ibunda alam memeluk malaikat berjubah kasih memintal
lengkungan busur semesta melarung anak panah kerinduan gairah lautan
memcumbu arah empat penjuru angin *
hujan
kata-kata membasuh perut bumi laksana aliran sungai memuja kuala
menetak kerinduan diatas sepinggan tertanak nasi - hujan kata-kata
tersisa suara gemuruh menuai langit memecut halilintar membelah palung
gairah lautan terdalam - hujan kata-kata terpenggal diperbatasan tatapan
mata tersibak tirai berkelambu sutera tertiup angin kepagian membuka
jendela bersusun sirih laksana lukisan penggenapan sang membinar * hujan di muara trisakti menetak buih membinar lunas perahu naga hujan
cahaya menitis sayatan seribuh wajah sang galuh laksana singgasana,
menatah makna sepanjang martapura, bersemayam kekuatan mantra usang
meniti riam kanan memuja jejak riam kiri laksana penggenapan bukit
meratus *
senja
menutup paras matahari diujung suara bergema azan menoreh surau
diperbatasan kampung tua - langit merah saga terbakar api menitis bara
diatas dupa bertaburan stangi meniup aroma sukma - suara lonceng
memanggil jiwa kembara tersalib kasih menuang anggur persembahan semesta
- dua kekuatan bertahta para jemari menutup arah timur menikahi arah
barat bersemanyam sukma titisan sang kuasa *
memeluk
angin diatas lautan berkembang layar menikam dermaga melempar sauh
memintal sulur-sulur penantian purba - para perapal mantra bersinjang
setengah tiang mengejar musim mengetam sawah leluhur berkhutbah semesta
meminang perjanjian purba - satu arah matahari menikahi arah ufuk barat
bersemi setangkai bunga kamboja berkerudung serambi lautan bersilat
tangan memintal kaki trumbu berjubah purba
Langit menangis diujung cahaya matahari menikam perut bumi kian membisu * membunuh matahari diatas sepinggan mantra usang - hujan kata-kata berjubah kesunyian jiwa * senja melukis bara api diatas langit meruncing ujung pepundan menoreh lahar menjelma lava * menuai matahari dipunggung ibunda alam bersemi kisah keabadian empat penjuru angin *
langit
melukis gelombang awan kelabu bercorak hitam pekat dipersunting angin
basah menerpa jendela kaca matahari tenggelam menuai pohon kehidupan
tertinggi menjelma kematian abadi - sepanjang pertapaan menggaris jarak
satu detak nadi ibunda alam memeluk malaikat berjubah kasih memintal
lengkungan busur semesta melarung anak panah kerinduan gairah lautan
memcumbu arah empat penjuru angin
*
No comments:
Post a Comment