Sunday 4 May 2014

matahari terbakar diatas tungku rembulan tersemat pagi menjelma senja memahat sepi sebutir embun kasih - tiga ribu enam puluh satu anak tangga mendaki nafas satu berkata dua sukma membuncah raga - satu bendera dua warna meminang kekasih diujung sayatan metaji bertabuh rah menari rinai hujan menepi *

matahari perlahan terbenam memeluk selimut malam dilintasan pacuan kuda memecut asa menarik tali kekang gemericing lapisan kaki-kaki depan mengejar kaki-kaki belakang - hamparan rumput hijau berseteru padang ilalang gersang melempar tarian musim kemarau panjang diatas pelana memukat kata-kata memecah telinga semesta*

para belia memadu kasih diatas selembar daun ketapang bergulir embun kesiangan terbakar api memerah bara gairah lautan terdalam - hujan air mata memecah satu malam dua jeritan menoreh sisa jejak kembara menitah langkah menimang dua menara berlampu terpenggal satu menjelma kematian abadi dipowinatan *





malam kian mendaki membunuh anak tangga meniti langit bertungkai panjang laksana balutan sutera tubuh perempuan pencuri gemintang nan membinar - satu kerlipan asahan intan tertanam menitis acnamu sang membinar melintasi perbatasan antahberantah menembus hujan badai melengkapi sebait puisi menujuk kebawah sebelah kiri - langit berpeluh menebar jaring memukat kata-kata tersesap gelombang meruncing arus palung terdalam*  malam tenggelam setengah tiang diatas tungku api membara membakar gairah menjemput dinihari penuh kenikmatan*  malam bermandi cahaya gemintang berkelip satu menembus kelam bersolek bayangan menenun cermin diatas dua puluh lima jejak menuai dinihari *  malam kian menepi membasuh paras dinihari melipat layar melempar sauh mengikat sulur-sulur nafas dipelukan dermaga kekasih*  malam tergadai menggaris satu sayatan belati dipenghujung detak nadi menetes darah kematian abadi *

  
 menulis awal matahari terbit menghapus akhir rembulan tenggelam laksana perempuan bergaun biru memintal layar diujung lengkungan tubuh meniti pelukan kereta angin menetak kuningan - hujan kata-kata kerinduan laksana perjamuan secawan air lautan lepas meneguk puisi tiada akhir membaca mantra meniti anak tangga pura petitenget bermakna silang nun *

menanak pagi diatas tungku mimpi semalam berjubah kasih memikat segenggam kehidupan tergenang asa meniti cahaya matahari menembus cakrawala menggaris daun jendela bersusun sirih *

gemuruh ombak mengejar angin basah mengikat gelombang ikal mayang tergantung di ujung dahan matahari perlahan tenggelam memuja peraduan malam - perempuan pemetik rembulan berlari mengejar mimpi berkumandang suara azan magrib gegap gempita menikahi surau perkampungan kuala - setetes darah mengalir sungai memahat hilir berkelok-kelok meniti nasib terpenggal hulu kiasan antahberantah * // kata tetua- maka: pahatlah asa penuh suka cita* merengkuh langit setinggi-tingginya- menyelam palung lautan sedalam-dalamnya *

angin kering kemarau panjang dihamparan padang gersang meniup lengkungan anak kembang ilalang - tiga bendera bercorak merah menggaris putih bertengger diatas pengharapan sebilah taji menikam kematian abadi*  Langit bersolek lengkungan pelangi bertahta tiga kekuatan bercorak putih menimang puncak kuning menatah lautan tembaga menikam bumi berpalung terdalam *



 *

  






     

No comments:

Post a Comment